Profil Saya

Foto Saya
Agus Sunantyo
Staff Pengajar di SMA Negeri 1 Tanjung Selor Masa kerja : 26 Juli 1989 - sekarang, Mengajar : Sejarah dan Geografi, Pembina Ekskul : KIR,Basket,Karate
Lihat profil lengkapku

Materi Sejarah

1. Kelas XII
2. Kelas XI
3. Kelas X

Materi Geografi

1. Kelas XI IPS
2. Petrologi batuan beku
Diberdayakan oleh Blogger.

Entri Populer

Followers

Sabtu, 14 Maret 2015
sumurresapan
Jakarta – Upaya menimalisir dampak kekeringan harus dilakukan dari tahun ke tahun dengan memperbaiki vegetasi di daerah hulu dan menampung air hujan lewat sumur resapan.
Hal ini harus mulai dilakukan sebab permasalahan rutin yang selalu muncul adalah banjir di saat musim hujan dan kekeringan di saat musim kemarau.
Ahli hidrologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Robert Delinom mengatakan upaya memperbaiki vegetasi di hulu, pembuatan sumur resapan harus diintensifkan.
“Perbaikan kondisi vegetasi hulu sungai diperlukan agar air meresap. Hal ini bisa memberi manfaat ganda saat musim hujan bisa menekan banjir, saat musim kemarau kondisi air tanah terjaga,” katanya di Jakarta, Minggu (8/3).
Perbaikan kondisi vegetasi ini juga disertai langkah menjaga vegetasi hutan dan perbukitan. Selain itu perlu dibuat sumur resapan di daerah-daerah resapan air. Untuk mengatasi potensi kekeringan Jakarta, wilayah selatan Jakarta seperti Depok, Bogor tepat dibuat sumur resapan.
“Semua upaya ini harus dilakukan dengan disiplin dari tahun ke tahun. Dampaknya tidak seperti makan cabe yang dirasakan seketika,” ujarnya.
LIPI pun sudah membuat sistem pencadangan air tanah melalui sumur imbuhan buatan untuk air tanah yang disebut Simbat.
Simbat dengan kedalaman 2 meter diameter 80 centimeter dan injeksi mencapai 20 meter bisa dibuat dengan penyaring sabuk atau ijuk. Kualitas air tadahan hujan pun memenuhi baku mutu air bersih.
Kepala Bidang Teknologi Pengendalian Pencemaran Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Rudi Nugroho memandang pemahaman terkait manfaat sumur resapan masih minim. Oleh karena itu perlu upaya menggalakkan sumur resapan penampungan air hujan.
Di samping itu, pengolahan limbah cair domestik mesti dimaksimalkan untuk menekan pencemaran sungai.
“Karena musim kemarau cenderung kualitas sungai mmburuk. Melakukan daur ulang air limbah juga perlu dilakukan,” ucapnya.
Teknologi untuk penyediaan air bersih sesungguhnya sudah ada. Rudi menjelaskan teknologi tersebut seperti penggunaan air laut sebagai sumber air bersih dengan menerapkan teknologi desalinasi maka air laut bisa menjadi air tawar.
“Desalinasi bisa dengan metode destilasi. Metode membran maupun panas matahari. Saat ini yang paling banyak diterapkan adalah membran reverse osmosis,” ungkapnya.
Oleh karena itu pemahaman masyarakat akan sumber daya air, kiat-kiat hemat air perlu digencarkan.
Sebelumnya Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan krisis air ini semakin meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk, degradasi lingkungan dan menurunnya ketersediaan air.
Sutopo menjelaskan, menurut kajian Bappenas tahun 2005, untuk wilayah di luar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) ditemukan bahwa sekitar 77 persen kabupaten/kota di Jawa telah memiliki satu hingga delapan bulan defisit air dalam setahun.
“Pada tahun 2025 jumlah kabupaten/kota yang defisit air meningkat hingga mencapai sekitar 78,4 persen dengan defisit berkisar mulai dari satu hingga dua belas bulan, atau defisit sepanjang tahun,” katanya.
Di wilayah yang mengalami defisit tersebut lanjutnya, terdapat 38 kabupaten/kota atau sekitar 35 persen telah mengalami defisit tinggi. Khusus wilayah Jabodetabek yang 60 persen pasokan airnya berasal dari waduk Jatiluhur, sekitar 50 persen kabupaten/kota tersebut mengalami defisit air dan diperkirakan meningkat menjadi 100 persen pada tahun 2025.
Bagi Sutopo, kondisi ini perlu mendapatkan perhatian serius dan perlu dilakukan upaya penanganan segera dalam jangka pendek. “Upaya penyediaan air melalui pemanenan air hujan saat musim penghujan dan konservasi tanah perlu dilakukan,” ucapnya.
Penulis: Ari Supriyanti Rikin/AF
Sumber: beritasatu.com9 Maret 2015

0 komentar:

Posting Komentar